TEACHER MEMORIES WITH ACADEMIC DENGAN TEMA GORESAN TINTA UNTUK SANG MAESTRO PENDIDIKAN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh teman-teman prostpekers, guru merupakan sosok yang sangat berarti bagi kita semua, tanpanya entah bagaimana kita akan menggali berbagai ilmu. 

Kali ini divisi akademis HIMAPROSTPEK megadakan event untuk mengenang berbagai memori tentang sang pendidik yang tersimpan selama ini di kenangan. Berikut merupakan kumpulan karya para pemenang teacher memories with academic dengan tema goresan tinta untuk sang maestro pendidikan.


SEMANIS APAPUN CARA BERPAMITAN, PERPISAHAN TETAP MENYAKITKAN 

Oleh : Nia Khalisa

Dobrakan pintu dikelas XII MIPA 1 memecahkan kebisingan yang memekak telinga hingga ke majelis guru. “GA MASUK KALIAN??? SUARA KALIAN SAMPAI KE MAJELIS GURU SANA”
Teriak buk heny dengan suara lantang dengan muka merah padam. Seisi kelas sontak kaget karena sedang asik dengan hal masing-masing. Memang hari ini jadwal pelajaran kimia, Namun, buk sri tidak masuk karena sedang rapat dengan kepala sekolah. Buk Sri adalah wakil kurikulum yang dikenal sibuk, segala urusan akademik pasti berurusan dengannya, apalagi kelas XII yang sebentar lagi akan mengikuti SNMPTN, buk sri harus menyiapkan segala hal agar siswanya bisa mengikuti seleksi nasional tersebut. Kelas tetap hening tak ada yang menjawab. “Siapa ketua kelasnya?” tanya buk heny dengan ekspresi tidak santai. Buk Heny dikenal guru killer, tidak ada siswa yang berani dengannya bahkan siswa nakal sekalipun pasti akan tetap dibuat senam jantung olehnya. “Saya buk, buk srinya lagi rapat buk sama kepsek” jawab andi sebagai ketua kelas dengan suara pelan tanda menahan takut.

Tak lama kemudian, buk sri masuk dengan muka kaget melihat ketegangan muridnya. “Eh buk Henny, maaf buk saya tadi ada rapat mendadak sama kepsek, maaf juga buk jika murid saya membuat keributan” ucap buk leny dengan lemah lembut. Buk Heny pamit dengan buk sri, lalu kelas diambil alih oleh buk sri. Seketika ekspresi siswa langsung senyum sumringah melihat kedatangan buk sri. “Maaf ya anak anak, ibuk akhir-akhir ini sibuk mengurus surat pindah mengajar ibuk, jadi kalian jadi sering tidak masuk” ucap buk sri. Seketika suasana kelas kembali hening, ada sesuatu perasaan yang tidak dapat dijelaskan saat itu. “Kenapa buk, kenapa ibuk pindah” tanya ani yang dijuluki master kimia oleh teman kelasnya. Pertanyaan ani diikuti oleh siswa lain, buk Sri diserang bertubi-tubi oleh pertanyaan mengapa ia pindah. Seakan ada yang menahannya untuk tetap berada disini, tetapi kondisi memaksa untuk pergi. 

Ani duduk dipojok kelas sambil membayangkan bagaimana buk sri mengajar dikelas. Penjelasannya yang mudah dimengerti serta sikapnya kepada siswa seperti anak sendiri sebentar lagi tak akan dijumpai lagi. Buk sri akan pindah tugas karena ikut suaminya yang seorang polisi, sehingga sebagai seorang istri buk Sri tetap mendampingi suaminya dimanapun itu. “Ani, ani kok bengong?, yok kelapangan sebentar lagi acaranya dimulai” ajak tiara membuyarkan lamunan ani saat itu. Ya, hari ini adalah hari guru sekaligus perpisahan buk sri, acara ini terlihat menyenangkan tapi tidak bagi kelas XII MIPA 1. Ani mengambil surat dan hadiah didalam tasnya untuk dibawa kelapanga, semua siswa dihimbau oleh OSIS untuk menyiapkan surat untuk guru, namun kelas XII MIPA 1 berinisiatf untuk memberikan hadiah kepada buk sri wali kelasnya itu.

Acara berlangsung khidmat, air mata tak terbendung saat kata sambutan buk Sri, suasana hening diam ketika melihat buk sri juga meneteskan air matanya disela ucapannya. “Ibuk bangga ada disini, bisa mengajarkan murid-murid hebat seperti kalian, ibuk minta maaf jika selama ibuk disini ada sikap ibuk yang kurang berkenan” ucap buk sri. Perkataan itu sungguh menyakitkan seakan-akan terjatuh dijurang perpisahan. Acara salam-salaman dimulai sambil memberikan surat kepada guru yang dituju. Tapi tidak bagi kelas XII MIPA 1, mereka diam ditempat seakan tak ada tenaga untuk bergerak menuju perpisahan ini. Buk Sri menghampiri anak muridnya lalu tangis pecah didalam pelukan. “Ibuk jangan pergiiii” tangis ani dan teman-temannya.

Acara selesai dengan syahdu, bu Sri dimeja gurunya melihat hadiah dan surat yang berserakan hingga mejanya tak muat lagi. Ia mengambil 1 surat berwarna merah berikatkan pita. Perlahan air mata menetes, ini kesekian kalinya ia dibuat nangis oleh muridnya. “Ibuk, ibuk adalah inspirasi saya untuk terus belajar dan menjadi hebat seperti ibuk, saya ingin menjadi guru karena saya melihat kewibawaan dan sikap ibuk sebagai guru idaman bagi saya. Jangan lupakan kami bu, doakan kami agar kami sukses dan bisa membanggakan orang tua, sekolah dan ibuk tentunya”. Ternyata isi surat itu dari ani, buk sri memeluk surat itu kedadanya dengan mengusap air mata sambil berkata “semanis apapun cara berpamitan, perpisahan tetap menyakitkan”. 


PERJALANAN PERDANA MENUJU TEMPAT TUGAS

Oleh : Nindya Cika Ferdian

Pengalaman ini diceritakan secara langsung oleh seseorang, yang mana beliau adalah seorang guru yang sudah mengabdi selama 28 tahun. Pertamakali beliau ditugaskan ke sebuah daerah terpencil di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 1993 tepatnya di Desa Anak Talang. Saat itu, daerah tersebut merupakan daerah perairan, sehingga segala bentuk transportasi bisa dikatakan terbatas. Beliau datang dari kota, ditugaskan ke daerah tersebut pada saat musim penghujan. Perjalanan menuju daerah tujuan harus mengikuti arus sungai. Perjalanan dilalui dengan menempuh hutan belantara menggunakan perahu. Berikut saya berikan gambaran transportasi yang beliau gunakan saat itu:


Tentu perjalanan tersebut bukan sesuatu yang mudah, mengingat hal tersebut baru dirasakan pertamakali, sebab di kota tempat beliau berasal, transportasi tidak seperti itu. Belum lagi banyaknya binatang-binatang kecil yang menggigit, menyebabkan kulit melepuh dan gatal-gatal, ditambah lagi ketidakmampuan untuk berenang. Namun perjalanan tersebut tidak menggoyahkan tekad beliau, yakni ingin mendidik anak bangsa dan mengabdikan ilmu yang telah didapat dari perguruan tinggi. Beliau memiliki pemikiran, bahwa calon anak didiknya saat ini pasti sedang menunggu kedatangannya untuk mencerdaskan mereka. 

Sesampainya di daerah situasinya sangat gelap, tanpa adanya penerangan. Tentu saja ini menjadi suatu hal yang baru bagi beliau, mengingat kota telah dialiri listrik. Namun ternyata, penduduk daerah tersebut sangat menyambut dengan baik kedatangan beliau, mereka sangat menjunjung tinggi dan menghargai seorang guru. Berbeda dengan yang bisa kita lihat pada zaman sekarang, bahwa banyak sekali peserta didik yang kurang menghormati guru-guru mereka. Penduduk daerah saat itu berharap, hadirnya guru dapat membawa perubahan bagi anak-anak mereka dalam memandang kehidupan, dapat memberikan pemikiran yang lebih maju bagi anak-anak mereka. Sehingga beliau pun semakin kuat tekadnya untuk mengabdikan ilmu yang didapat. Salah satu pengalaman berkesan bagi beliau yaitu penduduk yang masih primitif dan belum mengenal apa itu jilbab. Jilbab merupakan benda asing bagi mereka.

Begitulah pengalaman beliau saat mendapat tugas pertamakali di daerah terpencil yang dapat saya jadikan motivasi. Bahwa dengan segala keterbatasan yang pastinya tidaklah mudah serta berbagai hal yang sebelumnya belum pernah dirasakan yang tentu memberikan ketidaknyamanan, tidak menjadikan tekad seorang guru goyah dalam mendidik anak bangsa dan mengabdikan ilmu yang telah didapat selama ini di perguruan tinggi. Setiap masa memiliki ciri khas dan ceritanya nya tersendiri. Mahasiswa pendidikan sekarang yang nantinya akan menjadi calon guru tentu menghadapi persoalan yang berbeda lagi, mengingat saat ini mahasiswa pendidikan sudah mendapatkan berbagai kemudahan dalam mendapatkan fasilitas sebagai akibat dari kemajuan teknologi. Namun diharapkan bahwa hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan tekad dalam tujuan mencerdaskan anak bangsa.


MY TEACHER IN MY LIFE 

Oleh : Puput Azizah Heriyana 

Kalau membahas tentang guru, hal yang terbersit secara langsung dari dalam hati itu pasti sosok manusia yang berilmu dan mempunyai karakteristik masing-masing. Ya bagaimana tidak, beliau lah yang mengajarkan segala hal yang tidak kita ketahui menjadi tahu. Dan membimbing seorang bocah manusia yang tidak tau apa-apa, yang isi kepalanya gersang menjadi ladang padi yang merunduk sehingga menciptakan seseorang yang sukses di masa depannya.

Seperti yang diketahui aku telah belajar dalam dunia Pendidikan selama 13 tahun lamanya. Waktu yang sangat Paannjang hingga berada dititik ini. Selama waktu itulah aku menemui guru yang bermacam ragam karakter nya. Iyaa karakter yang siswa sering bilang “ibuk ni galak betul”, “ibuk ini enak seru lagi”, “Ibuk yang ini sering jamkos, tapi tugas lumayan banyak “ dan macam-macam lainnya. Jangan pada nggak ngaku ya para pembaca….pasti sering bilang gitu kan ?.

Lalu karakter guru bagaimana yang disukai murid ? ya seperti guru yang sering titip absen dan tugas, guru yang menjelaskannya secara perlahan dan sabar,guru yang friendly sama muridnya dan sebagainya. Dari pengalaman pribadi, selama 13 tahun hanya satu guru favorit aku. Yaitu MAMA. Why my mom ? Because she is my teacher in my life. Everything…. when I don’t know how to do, Ketika aku stuck sama hal sesuatu…my mom always stand in beside me. Fyi, mama aku guru juga hehehe….

Mama dan aku tu selalu berbagi cerita hal yang terjadi di hari yang telah kami lalui dihari itu. Kadang dia cerita kalau siswa nya bolos dan cabut, kemudian cerita orang tua siswanya broken home, potong rambut siswa,Razia anak jilbab lalu cerita Lelah letihnya dia mengajar beberapa kelas, semua itu dia ceritakan. Terkadang sampai 2 kali dia cerita yang sama….

Beberapa muridnya bilang mama itu galak suka marah, tapi sayang sama siswanya dan friendly. Tapi hasil didikan mama muridnya sukses semua dan mereka yang sukses tidak akan pernah lupa atas jasa gurunya itu. Mama itu kalau mengajar ya kayak belajar di youtube, sedetail itu mama menjelaskan sampai muridnya itu paham. Didalam kelas mama punya peraturan kelas tersendiri dan itu sudah disepakati diawal semester pertemuan pertama dengan muridnya. So, kalau ada yang melanggar ya dapat hukuman sesuai perjanjian diawal. Se friendly itu sama murid mama suka iseng orangnya. Apalagi kalau misalnya ada yang ultah pasti diisengin sama mama sampe siswanya nangis-nangis yang ultah, siswa mama menyebutnya (Muhasabah dihari Ultah).

Dari MAMA aku belajar bahwa menjadi guru itu sebuah pekerjaan yang ekstra sabar dan penuh perhatian lebih, pahalanya berlipat ganda dan ada nikmat di dunia dan akhiratnya. MAMA yang telah melahirkan ku,mendidik dan membesarkan aku selama 19 tahun ini selalu bilang dalam hati….I LOVE YOU SO MUCH MOM AND I MISS YOU AS ALWAYS…. Kata-kata itu yang sampai sekarang tidak bisa diucapkan secara langsung didepan mama.


TEACHER MEMORIES WITH ACADEMIC

Oleh : Relfa Nazira

Mama saya adalah seorang guru Madrasah Ibtidaiyah di sebuah gang kecil tepat di belakang mesjid. Saat duduk di bangku sekolah dasar, setidaknya 3 kali seminggu sepulang sekolah, saya pasti akan menemani mama mengajar. Guru-guru di sana juga sangat baik, selalu memuji saya jika saya mendapat nilai yang bagus di sekolah. Saya juga suka membantu guruguru di sana untuk merapikan dokumen silabus dan RPP mereka, karena kesukaan saya bermain komputer di rumah, saya sedikit mengerti cara untuk merapikan dokumen.

Saat melihat mereka mengajar, saya menjadi senang dan ingin menjadi seperti mereka semua. Terutama, saat saya melihat mama saya, dia mengajar dari pagi hingga sore, muridmuridnya banyak yang nakal, namun mama sabar dan tak pernah dia mengeluh sedikit pun. Bahkan sepulang mengajar pun mama selalu merawat kami dengan baik di rumah. Namun ketika saya duduk dibangku kelas 1 SMP, mama sakit dan tak bisa mengajar lagi, saya pun tidak pernah ke sekolah tempat mama saya mengajar.

Mama selalu ingin mengajar lagi. Saat sakit, banyak teman-teman guru dan murid mama yang datang menjenguk. Saat sakit mama juga selalu bercerita mengenai pengalamannya saat awal mengajar, mempunyai teman-teman guru yang baik, dan bertemu dengan murid yang memiliki karakter yang berbeda-beda dan unik. Saya juga sering bercerita pada mama tentang keinginan saya untuk menjadi guru, dan mama selalu mendukung keinginan saya itu.

Namun, takdir tak mengizinkan mama untuk mengajar lagi, mama pergi meninggalkan kami saat saya menginjak bangku kelas 2 SMA. Banyak teman-teman guru mama datang melayat begitu juga dengan murid-murid mama yang sudah besar-besar. Mama dikenal sebagai guru yang baik oleh teman guru dan murid-muridnya. Dari mama saya lah saya termotivasi menjadi seorang guru, saya ingin menjadi seperti mama, menjadi guru yang bisa mengajarkan banyak hal baik kepada semua orang.


GORESAN TINTA UNTUK PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Oleh : Ristamulia Tantri

Berbicara tentang guru, guru bukanlah hanya yang mengajarkan kita di pendidikan formal saja melainkan yang mengajarkan kita di luar pendidikan formal juga disebut guru. Cerita ini diangkat dari pengalaman saya sendiri. Seorang guru yang bernama Ibu Nuzaimah yang biasanya saya memanggil beliau Buk Zaimah. Saya mengenal beliau sejak kelas 5 SD dimana saat itu beliau mengajar ngaji tartil dan tilawah di rumahnya. Setiap minggu saya selalu ke rumahnya untuk belajar mengaji bahkan terkadang sampai sore. Suatu ketika pernah saya ditelepon sama beliau dan disuruh ke rumahnya untuk menemani beliau karena terkadang beliau merasa kesepian sendiri dikarenakan kedua anaknya pesantren di Jawa. Beliau seorang single parent yang menurut saya sosok luar biasa karena bisa mendidik kedua anaknya sampai saat ini dan beliau juga berhasil mendidik anak-anak yang belajar mengaji di rumahnya sampai ke tingkat nasional. 

Waktu awal-awal saya mengaji di rumahnya saya pernah memberikan uang dengan maksud bayar mengaji tapi ternyata Buk Zaimah menolak dan dengan senyum berkata “Ibu mengajar kalian semua ngaji itu ikhlas Nak, tidak mengharapkan bayaran sedikitpun.” Menurut saya itu hal yang sangat membuat saya kagum karena sekarang ini jarang sekali orang yang menolak bayaran dalam mengajar. Beliau juga ikut mendampingi saya saat lomba MTQ di tingkat Provinsi. Saya sadar tanpa beliau saya bukanlah apa-apa. Beliau sangat berjasa bagi saya karena beliau mengajar saya mengaji dari kelas 5 SD sampai sekarang, dari saya belum tau apa-apa sampai saya bisa tilawah dan bahkan sebelumnya saya tidak pernah mengira bisa ikut MTQ sampai ke tingkat Provinsi. Selain itu, beliau juga banyak memberikan nasehat dan motivasi dalam belajar serta ketika saya mau melanjutkan kuliah beliau banyak memberikan saran kepada saya tentang jurusan apa yang mau diambil. 

Saat tanggal 5 Juli saya baru pulang dari Pekanbaru, keesokan pagi harinya tepat di tanggal 6 Juli 2021 saya mendengar berita yang sangat membuat saya terkejut karena dikabarkan Ibu Nuzaimah meninggal. Disitu saya benar-benar terkejut dan langsung berurai air mata karena sebelumnya kami baru saja bertemu dan Ibu masih sehat-sehat saja dan umur ibu juga terbilang masih muda. Untung saja saat itu saya sudah pulang dari Pekanbaru sehingga dapat melayat ke rumah beliau. Semua anak-anak murid yang biasanya beliau ajar mengaji menangis. Saat itu saya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. 

Bagi saya beliau sangat berjasa bagi saya karena sudah mendidik dan mengajarkan saya mengaji selama ini tanpa beliau saya bukanlah apa-apa. Waktu itu pernah saya mengeluhkan kepada beliau tentang suara saya yang kurang memadai saat mengaji nada tinggi. Kemudian beliau memberikan saya nasihat dengan mengatakan “Syukuri saja Nak pemberian yang sudah Allah berikan kepada kita, masih banyak orang yang tidak diberikan kesempatan nikmatnya memiliki suara”. Dari nasihat beliau kepada saya itulah membuat saya termotivasi untuk terus semangat dalam belajar mengaji. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu atas semua ilmu yang sudah Ibu berikan kepada saya. Insyaallah ilmu yang telah Ibu ajarkan kepada kami bisa menjadi amal jariyah bagi Ibu.


TEACHER MEMORIES WITH ACADEMIC

Oleh : Darni Kristian Gulo

Setiap orang mempunyai harapan dalam hidupnya untuk menjadi pribadi yang berguna bagi semua orang. Dimana semuanya akan berlomba-lomba untuk mempersiapkan bekal dimasa depan yang penuh harapan. Agar nanti dihari tuanya dia bisa menikmati hasil usahanya selama ini. Pepatah mengatakan"bersakit-sakit dahulu, bersenangsenang kemudian".

Dimana semua anak bangsa ingin menggapai impiannya. Perjuangan pun dimulai. Untuk menggapai semua nya perlu menempuh pendidikan yang butuh waktu tidak sedikit. Pengorbanan akan waktu, fikiran, ekonomi akan terpakai. Namun semuanya akan terbayar kan dengan perjuangan yang dilakukan.

Kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu terkadang pudar begitu saja. Dipatahakan oleh kritikan yang tidak membangun, dan terkadang orang terdekat kita sekali pun mampu membuat semuanya patah begitu saja. Yahhhh.... Diriku serapuh itu.

Saya adalah pribadi yang sangat pemalu, pendiam, tidak percaya diri, merasa terasingkan jika kumpul ditengah keramaian. Aku merasa minder. Terkadang terlintas di benakku. Bagaimana masa depan ku? Apakah aku bisa menggapai cita-cita ku dengan sikap pendiam ku ini? Aku terpuruk jika terus memikirkan hal itu. Aku merasa diriku tidak bisa apa-apa. Diriku hanyalah menjadi beban bagi orang tua ku. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.